KWT BUNDA TANI “PIONIR BERTANI MODERN”

Berita

Kelompok Wanita Tani BUNDA TANI Desa Klampok diberi kewenangan untuk mengelola dan memanfaatkan screen hosue yang telah bangun. Hal ini sangat beralasan mengingat pertanaian  menggunakan screen house tidak perlu membutuhkan tenaga besar seperti halnya pertanian konvensional pada umumnya. Tidak ada pengolahan lahan karena menggunakan media polybag. Tidak pula mengikuti iklim karena pertanian di screen house iklimnya bisa dikondisikan sendiri. Karakter wanita yang relative lebih rapi dan disiplin merawat tanaman dan menjaga kebersihan sangat mendukung pertanian screen house menjadi pusat edukasi bagi masyarakat dan petani milenial tentang pertanian modern, serta menjadi daya tarik agrowisata. 

Ketua KWT Bunda Tani Desa Klampok Sri HIdayati mengatakan, KWT Bunda Tani sangat berterima kasih diberi hak mengelola screen house ini. Selain sebagai pusat kegiatan Wanita tani di Desa Klampok, juga bisa menambah pengetahuan dalam bertani modern dan tentunya bisa menambah pundi-pundi ekonomi dari hasil pertanian yang dihasilkan.

Sebagai langkah awal. KWT Bunda Tani baru menanam 700 pohon cabai dari benih yang sudah disediakan oleh screen house. Sebagai informasi, bantuan screen house juga termasuk didalamnya kebutuhan benih selama satu periode tanam. Menurut Sri HIdayati dari pra tanam hingga pasca tanam semua dikerjakan oleh anggota KWT BUnda Tani secara bergantian.

“Mengingat ini pertama kali menanam dan masih dalam tahap belajar, kami belum bisa maksimal. Dari 700 benih yang ditanam baru menghasilkan sekitar 200 kg cabai jenis cabe rawit setan. Artinya setiap pohon baru bisa menghasilkan 0,28 kilogram”, demikian dikatakan Sri HIdayati.

Kedepannya dengan  pengalaman yang sudah dimiliki, KWT Bunda Tani yakin akan bisa meningkatkan produktifitasnya dan menambah jenis sayuran lainnya selain cabai, sehingga panen yang dihasilkan bisa menambah pundi-pundi ekonomi anggotanya. “Saat ini kami jual dengan harga 55 ribu perkilo. Artinya dari panen pertama ini kami menghasilkan sekitar 11 juta. Seluruh anggota KWT telah sepakat hasil panen ini akan dijadikan modal untuk periode tanam berikutnya, mengingat bantuan yang diterima hanya untuk sekali periode tanam, sehingga pertanian di screen house oleh anggota KWT Bunda Tani ini bisa terus berkelanjutan”, demikian Bu Kades Klampok ini menambahkan.

Sementara Fitri salah satu anggota KWT Bunda Tani yang ditemui mengatakan sangat senang dan mendukung adanya screen house. Selain sebagai pusat kegiatan kelompok, di screen house ini bisa belajar pertanian modern yang bisa diaplikasikan dirumah sendiri untuk mengisi waktu luang. “Dari screen house kami bisa belajar menanam untuk dikembangkan di pekarangan sekitar rumah. Selain untuk mengiswaktu luang bagi ibu-ibu juga akan bisa membantu perekonomian dari sayuran yang dihasilkan”, demikian dikatakan Fitri.

Kehadiran screen house di Desa Klampok ini diharapkan menjadi pusat edukasi pertanian modern bukan hanya Kelompok Wanita Tani yang saat ini mengelola tetapi juga bagi petani pada umumnya sehingga petani di Desa Klampok mampu bertani secara modern. Apalagi lahan sekitar screen house saat ini juga sudah berdiri Kebun Desa B2SA PKK Desa Klampok yang fokus pada pembibitan sayuran untuk dibagikan dan ditanam oleh masyarakat umum. Selain Kebun Desa B2SA, Pemerintah Desa Klampok bekerja sama dengan Kepolisian Sektor Purwareja Klampok juga sedang menyiapkan lahan untuk menanam jagung dan tomat. Sangat mungkin jika ketiga kegiatan pertanian ini diintegrasikan akan menjadi agro wisata untuk sarana edukasi dan pelatihan bagi petani milenial serta masyarakat umum tentang pertanian modern. 

Secara keseluruhan, screen house merupakan solusi cerdas untuk meningkatkan efisiensi dan kegiatan pertanian yang berkelanjutan, baik untuk skala kecil maupun besar. 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Pertanyaan Keamanan