NYADRAN BERSAMA DESA KLAMPOK

Berita

Pada awalnya Nyadran merupakan tradisi Hindhu yang berkembang di Jawa. Masuknya Islam yang dibawa oleh Wali Songo, tradisi ini diluruskan secara Islam agar tidak bernilai musrik. Hal tersebut dilakukan oleh Wali Songo agar dakwah Islam dapat mudah diterima oleh masyarakat pada saat itu. Agar tidak berbenturan dengan tradisi Jawa saat itu, maka para wali tidak menghapuskan adat tersebut, melainkan menyelaraskan dan mengisinya dengan ajaran Islam, yaitu dengan pembacaan ayat Al-Quran, tahlil, dan doa. Nyadran dipahami sebagai bentuk hubungan antara leluhur dengan sesama manusia dan dengan Tuhan.

Pada perkembangannya, Nyadran menjadi sebuah ritual adat budaya Jawa yang sampai saat ini masih diteruskan khususnya oleh sebagian masyarakat Jawa Tengah. Tidak terkecuali masyarakat Desa Klampok yang setiap tahun mengadakan acara adat ini sebagai bentuk melestarikan budaya leluhur. Disamping itu, nyadran juga sebagai media sillaturahmi dan ungkapan sukur atas rejeki yang selam ini diterima.

Sebagaimana tahun-tahun sebelumnya, Nyadran di Desa Klampok kali ini dilaksanakan secara serentak atau biasa disebut dengan Nyadran Besar yang dibagi menjadi 3 (tiga) tempat pelaksanaannya. Untuk Wilayah Dusun 1 dan sebagian Dusun 2, Nyadran Besar dilaksanakan di Pemakaman Umum Kiringan. Pada nyadran Besar di Makam Kiringan kali ini pelaksanaannya dipusatkan di Makam Adipati Warga Utama, seorang Adipati dari Kadipaten Wirasaba. Acara nyadran dipimpin oleh Kepala Dusun 1 Desa Klampok Rahmat dan Doa dipimpin oleh Kayim Slamet dan Juru Kunci Bpk. Irsyad.

Nyadran Bersama Pemakaman Kiringan purwasari dipusatkan di Makan Adipati Wirasaba
Makam Adipati Warga Utama menjadi titik pusat pembacaan doa

Tampak antusiasme warga mengikuti acara sekaligus mendoakan leluhur yang sudah mendahului. Sebagaimana tradisi yang sudah berjalan selama ini, warga yang mengkuti acara membawa nasi tumpeng sebagai simbol keselamatan dunia dan akherat, terutama memasuki bulan suci Romadlon. Pada akhir acara tumpeng dan makanan yang dibawa dibagikan kepada seluruh warga dan sebagian dimakan bersama.

Kayim Slamet memimpin doa bersama
Kepala Dusun 1 Rakhmat memimpin Nyadran Bersama di Pemakaman Umum Kiringan

Semantara itu warga Dusun 3, Dusun 4 dan sebagian Dusun 2 melaksanakan nyadran bersama di Pemakaman Jasara, Kemangunan, Kampok. Nyadran bersama di Makam Jasara dipimpin oleh Kepala Dusun 4 Susanto dan doa dipimpin oleh Kayim Badrudin. Seperti halnya di Purwasari, Nyadran Besar di Pemakaman Jasara juga mendapat antusiasme warga sebagai bentuk melestarikan budaya jawa yang selama ini mereka pegang teguh.

Warga Dusun 2, 3 dan 4 bersama melaksanakan Nyadran Bersama di Pemakaman Jasara Klampok
Nydran di Pemakaman Jasara dipimpin Kadus 4 Susanto dan doa oleh Kayim Badrudin
Acara diakhiri dengan makan bersama warga masyarakat dan perwakilan dari Pemerintah Desa Klampok

Masyarakat sudah memadati pemakaman dari pagi hari yang didahului dengan membersihkan makam leluhur secara bersama. Setelah membersihkan makam, warga berkumpul untuk mendoakan para leluhur yang telah mendahuli menghadap tuhan. Setelan acara doa bersama diteruskan dengan berbagi makanan yang dibawa oleh warga dan sebagian lagi dimakan bersama.

Hal yang sama juga ditemui di Pemakaman Umum Jatikusuma Binangun Klampok sebgai tempat pelaksanaan Nyadran Besar warga Dusun 5 Binangun. Warga sudah memadati pemakaman dari pagi hari dengan membersihkan makam-makam leluhurnya. Sementara ibu-ibu menyiapkan makanan dan tumpeng yang dibawa ke area makam untuk dibagikan dan dimakan bersama.

Makan bersama sebagai bagian dari rangkain acara nyadran bersama yang terus dilestarikan oleh warga Desa Klampok

Di Pemakaman Jatikusuma, Nyadran Besar dipimpin oleh Kepala Dusun 5 Purtianka Arif Wibowo, doa oleh Kayim Slamet Djaelani. Tampak antusiasme warga Binangun mengikuti acara yang sudah menjadi agenda rutin tahunan setiap bulan Sya’ban sebagai bentuk melestarkan adat budaya dan upaya pembersihan diri memasuki bulan suci Romadlon dengan bersedekah membagikan makanan. Setelah membersihkan makam-makam leluhur, warga berkumpul di area makam untuk berdoa bersama dan dilanjutkan dengan makan bersama.  

Nyadran bersama di Pemakaman Jatikusuma disahului dengan kerja bakti membersihkan makam

Diharapkan dengan Nyadran bersama, warga Desa Klampok dapat terus melestarikan budaya leluhur yang sarat mengandung makna dan ibadah. Kerja sama masyarakat dan Pemerintah Desa menjadi kunci keberhasilan pelestarian budaya Jawa yang sebagian sudah tergerus oleh modernisasi dan pola pikir maju. @z2019

4 thoughts on “NYADRAN BERSAMA DESA KLAMPOK

    1. Terima kasih mas wawan. Bila panjenengan ada info kegiatan positif yang membangun di wilayah klampok, bisa kirim ke kami utk kami posting dalam berita desa melalui klampok.id

  1. Assalamualaikum..maaf sebelumnya..saya kehilangan kontak dgn saudara saya, saya mau bertanya, apakah masih ada warga yg bernama salbiykarto, salbiyatun, salbyanti,Wondo, mohon informasi.. terimakasih

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Pertanyaan Keamanan