Dilokasi yang berbeda, tepatnya di Dusun Kemangunan warga dusun ini juga mengadakan Tradisi Suran yang menjadi agenda rutin warga dalam rangka nguri-uri dan melestarikan adat serta tradisi warisan nenek moyang. Tradisi Suran dipusatkan di Perempatan RW 10, Selasa (20/07/2025) yang dihadiri sebagian besar warga Dusun Kemangunan. Menurut Kepala Dusun IV Kemangunan Susanto, pemilihan lokasi diperempatan RW 10 selain lokasinya yang strategis ditengah dusun, juga sudah dari dulu acara serupa dilokasi ini dan selama ini juga menjadi pusat segala kegiatan baik kegiatan pemerintahan, kemasyarakatan maupun kegiatan keagamaan mengingat lokasi dilokasi ini terdapat musholal dan balai RW.
Hadir dalam Grebeg Suran Kemangunan, Kepala Desa Klampok Agus Supriyono beserta istri, Kepala Dusun IV Kemangunan Susanto, Ketua RW dan Ketua RT diwilayah Dusun IV Kemangunan, tokoh masyarakat dan warga Dusun Kemangunan. Dalam sambutannya Ketua RW 10 Suratno selaku Ketua Panitia Grebeg Suran Kemangunan menyampaikan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah menyelenggarakan acara ini. Tentunya pengorbanan seluruh pihak ini tidak terhitung nilainya karena berupa tenaga, pikiran, waktu dan biaya. Namun semua terbayarkan dengan partisipasi warga Dusun Kemangunan yang mendukung penuh acara Grebeg Suran ini. Ketua RW 10 ini juga meminta maaf jika masih ada kekurangan sana sini dalam penyelenggaraannya dan tentunya ini akan menjadi bahan evaluasi untuk acara serupa tahun depan sehingga bisa lebih baik, lebih meriah dan lebih bermakna kedepannya.
Sementara Kepala Desa Klampok Agus Supriyono mengapresiasi penuh Grebeg Suran Kemangunan yang diadakan oleh warga Dusun Kemangunan dan juga mengucapkan berterima kasih atas terselenggaranya acara ini. Pemerintah Desa tidak akan bisa berhasil menjalankan program desa tanpa partisipasi dan kebersemaan semua unsur. Dan melalui Grebeg Suran ini menjadi bukti akan partisipasi dan kebersamaan seluruh elemen di Dusun Kemangunan. Kepala Desa Klampok ini juga menekankan pentingnya acara seperti ini diadakan mengingat dalam Tradisi Suran terdapat unsur syariat dalam bentuk bersodakoh, berdoa bersama dan silaturhmi. Juga unsur adat dan budaya jawa yang harus terus dilestarikan. Bangsa yang kuat adalah bangsa yang berbudaya.
Sebelum acara doa bersama yang dipimpin oleh Sutoyo, Gunawan sesepuh adat Dusun Kemangunan juga membacakan Kidung Suran yaitu kidung yang berisi doa-doa atau pujian dalam Bahasa jawa yang dilantunkan untuk menyambut tahun baru dan memohon berkah.
Grebeg Suran Kemangunan diakhiri dengan makan bersama sebagai simbol kebersamaan tanpa perbedaan diantara warga dan ditutup dengan tradisi yang ditunggu seluruh warga yaitu Grebeg Gunungan Sayur. Tradisi Suran di Dusun Kemangunan ini memang berbeda dari wilayah lain di Desa Klampok, dimana pada akhir acara akan diadakan Grebeg atau rebutan sayuran yang sudah disusun menjadi sebuah gunungun. Itulah kenapa tradisi Suran di Kemangunan ini menggunakan istilah Grebeg Suran.
Sebagai informasi di tahun ini terkumpul tiga gunungan sayuran untuk direbutkan seluruh warga. Tiga gunungan sayuran ini berasal dari sumbangan seluruh warga sebagai bentuk syukur atas tercukupinya bahan makanan selama setahun ini. Menurut Ketua Panitia Suratno, Gunungan Sayur ini memiliki filosofi semua orang harus berusaha, dimana bumi yang dipijak dan dimanfaatkan selama ini sudah menyediakan berbagai hasil bumi untuk dinikmati. Namun untuk mendapatkannya harus dengan usaha dan perjuangan.
Semoga melalui Grebeg suran ini semua harapan terwujud sehingga Dusun Kemangunan senantiasa menjadi wilayah yang sejahtera, tercukupi hidupnya dan warganya senantias bersyukur atas nikmat yang didapatkan.




