SCREEN HOUSE, SIMBOL MODERNISASI PERTANIAN DESA KLAMPOK

Berita

Desa Klampok menjadi salah satu dari delapan desa di Kabupaten Banjarnegara yang ditunjuk menjadi desa penerima program kementerian pertanian dalam rangka modernisasi pertanian dan peningkatan produksi pertanian berupa pembuatan Screen House dari Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Kabupaten Banjarnegara melalui Dana Alokasi Khusus (DAK) Kementerian Pertanian Republik Indonesia Tahun 2024 senilai 485 juta berupa pembangunan Screen House.

Screen House adalah bangunan dengan rangka yang ditutupi anyaman (screen) atau plastic bening yangdirancang untuk melindungi tanaman dari hama, cuaca ekstrem dan menciptakan lingkungan budidaya yang terkendali. Screen house bisa dianggap sebagai bagian dari smart greenhouse, namun keduanya memiliki perbedaan. Screen house fokus pada perlindungan tanaman dari hama dan cuaca ekstrem menggunakan jaring atau anyaman. Sementara itu, smart greenhouse lebih luas, mencakup teknologi otomatisasi untuk memantau dan mengendalikan kondisi lingkungan tumbuh tanaman. Meskipun berbeda, screen house bisa diintegrasikan dengan teknologi smart greenhouse untuk meningkatkan efektivitasnya. 

Menurut Dwi P dari Balai Penyuluh Pertanian Kecamatan Purwareja Klampok, setiap kecamatan diberi alokasi untuk dua desa sebagai lokasi pembuatan Screen House untuk budidaya buah-buahan dan sayuran, namun tidak semua kecamatan di Kabupaten Banjarnegara bersedia menerima program ini.

Untuk Kecamatan Purwareja Klampok, sebenarnya diajukan dua desa yaitu Pagak dan Klampok. Desa Pagak dialokasikan untuk Screen House budi daya tanaman buah-buahan sedangkan Desa Klampok untuk sayuran. Namun dalam perjalanan selanjutnya hanya Desa Klampok yang direalisasikan pembuatan Screen House.

Sementara Kepala Desa Klampok Agus Supriyono yang ditemui dikantornya mengatakan, Screen House ini bagian dari program Kementerian Pertanian untuk memodernisasi pertanian dalam rangka meningkatkan produktifitas. “Pembangunan Screen House ini menelan biaya 485 juta dan dilaksanakan oleh pihak ketiga atau rekanan. Jadi kami dari Pemerintah Desa hanya menyediakan lahannya saja, kebetulan kami memiliki lahan tanah desa yang belum dimanfaatkan, sedangkan untuk pembangunan screen house berikut kelangkapan dan peralatan yang dibutuhkan sudah disediakan oleh rekanan yang ditunjuk”, demikian kata Agus Supriyono.

“Kami juga diberi bibit Lombok berikut media tanam, peralatan, pupuk dan kelengkapan tanam lainnya sebanyak 700 bibit untuk satu kali masa tanam sampai selesai, selanjutnya kami mengusahakan sendiri”, demikian Agus Supriyono menambahkan.

Sebagai informasi, screen house ini berukuran 30 X 10 meter dengan rangka pipa besi setinggi 4 meter dengan bagian atas melengkung. Secara keseluruhan bangunan screen house ditutup menggunakan plastic ultra niolet dengan ketebalan 1 milimeter dan lantai menggunakan bahan sejenis karung yang elastis. Untuk mengendalikan panas matahari bagian atas dilapisi dengan tirai penutup dari paranet yang digerakan dengan mesin khusus untuk membuka atau menutupnya. Sedangkan untuk suhu ruangan yang dibutuhkan, dilengkapi dengan mesin pengatur suhu.

Jika kondisi suhu ruangan sudah melebihi batas temperatur yang dibutuhkan tanaman, 2 blower angin disiapkan untuk menghisap ruangan hingga suhu ruangan bisa sesuai yang dibutuhkan. Sedangkan pasokan air dibuatkan instalasi khusus yang bisa mengalirkan air ke setiap tanaman secara teratur.

Dengan dibangunnya screen house diharapkan bisa menjadi pioneer modernisasi pertanian di Desa Klampok dan bisa dilakukan pola tanam yang tidak tergantung dengan musim sehingga bisa meningkatkan produktifitas untuk meningkatkan taraf hidup petani secara luas. Untuk tahap awal, pengelolaan dan pemanfaatan screen house diserahkan kepada Kelompok Wanita Tani (KWT) Desa Klampok.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Pertanyaan Keamanan