Desa KLampok kembali menjadi perhatian dari Pemerintah Kabupaten Banjarnegara dengan dipilih menjadi desa yang menjadi pusat kegiatan UMKM. Hal ini tidak lepas dari Program Gubernur Jawa Tengah untuk memajukan desa yang maju dan berdaya dan Desa Klampok termasuk desa yang dipilih untuk kegiatan UMKM. Untuk mendukung program tersebut, Dinas Industri, Perdaganagan, Koperasi dan UMKM Kabupaten Banjarnegara mengadakan “Literasi Keuangan bagi UMKM” di Aula Desa Klampok, Rabu (25/06/2025) yanh diikuti oleh 30 UMKM dari Desa Klampok dengan kriteria UMKM Perempuan dan termasuk masyarakat yang kurang mampu, memiliki tekad dan motivasi untuk belajar serta berkembang dan bersedia mengikuti kegiatan sebaik-baiknya.
Hadir dalam kegiatan Literasi Keuangan UMKM dari Dinas Koperas dan UMKM Provinsi Jawa Tengah yang diwakili Trias Adi Pramono, SE dan Agus Mustofa, SM. MM. Sementara dari Pemerintah Kabupaten Banjarnegara hadir Kepala Dinas Industri, Perdaganagan, Koperasi dan UMKM Kabupaten Banjarnegara Drs. Adi Cahyono Purwo Saputro, MM, Kepala Bidang Koperasi Dinas Indagkop Kabupaten Banjarnegara, Budi Wahyono, SE, Kepala Desa Klampok Agus Supriyono dan narasumber dari PT Permodalan Nasional Mandiri (PNM) oleh Sani cyndi, Perum Pegadaian dan Praktisi UMKM oleh Ali Mabrur, SP serta Praktisi UMKM Kristiyono s.kom (founder tumata Indonesia) dan Supriyanti,SE (owner usaha karya).
Pada “Literasi Keuangan bagi UMKM” ini Kepala Dinas Industri, Perdaganagan, Koperasi dan UMKM Kabupaten Banjarnegara Drs. Adi Cahyono Purwo Saputro, MM menyampaiakan perihal Kebijakan Pemerintah Daerah dalam Pemberdayaan UMKM. Sedangkan Kepala Desa Klampok memaparkan potensi desa khususnya UMKM di Desa Klampok dalam rangka mewujudkan program Maju dan Berdaya.
Sementara narasumber dari Perum Pegadaian Ali Mabrur ,SE menyampaikan materi mengenai Program Pengembangan Kapasitas Usaha yang bisa dimanfaatkan oleh UMKM. Program Pengembangan Kapasitas Usaha (PKU) Pegadaian merupakan upaya untuk meningkatkan kemampuan dan kinerja usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) melalui berbagai pelatihan, pendampingan, dan fasilitasi akses permodalan. Program ini bertujuan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi kerakyatan dengan memberdayakan pelaku UMKM agar lebih berdaya saing dan berkelanjutan.
Sedangkan dari PT Permodalan Nasional Mandiri (PNM), Sani Cindy menyampaikan program dari PT. PNM yaitu Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat melalui Layanan Pembiayaan. Program Pemberdayaan ekonomi masyarakat melalui layanan pembiayaan PNM, khususnya PNM Mekaar, merupakan upaya PT Permodalan Nasional Madani (PNM) dalam meningkatkan kesejahteraan keluarga pra-sejahtera, terutama perempuan pelaku usaha ultra mikro. PNM Mekaar menyediakan layanan pembiayaan berbasis kelompok yang bertujuan untuk membantu masyarakat mengembangkan atau memperluas usaha mereka. Selain pembiayaan, PNM juga memberikan pendampingan dan pelatihan untuk meningkatkan kapasitas usaha nasabah.
Seperti diketahui, PNM, atau PT Permodalan Nasional Madani, adalah perusahaan BUMN (Badan Usaha Milik Negara) yang bergerak di bidang pembiayaan mikro dan pengembangan ekonomi kerakyatan di Indonesia. PNM memiliki dua lini bisnis utama, yaitu PNM Mekaar (Membina Ekonomi Keluarga Sejahtera) yang fokus pada pembiayaan mikro untuk perempuan prasejahtera, dan PNM ULaMM (Unit Layanan Modal Mikro) yang menyediakan pembiayaan untuk usaha mikro. PNM juga memiliki layanan investasi melalui PNM Investment Management.
Selain memiliki program Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat melalui Layanan Pembiayaan, PNM, atau PT Permodalan Nasional Madani juga memiliki Program Pengembangan Kapasitas Usaha (PKU) PNM yaitu program dari PT Permodalan Nasional Madani (PNM) yang bertujuan untuk meningkatkan kapasitas usaha pelaku UMKM di Indonesia melalui berbagai kegiatan pendampingan dan pembinaan. Program ini mencakup pelatihan, pendampingan, dan fasilitasi perizinan usaha, serta bertujuan untuk meningkatkan literasi keuangan, usaha, dan digital masyarakat.
Selain pemaparan program peningkatan kapasitas UMKM dari Lembaga Pembiayaan Perum Pegadaian dan PT. PNM, juga dihadirkan praktisi UMKM yang sudah berhasil membangun UMKM yang dirintisnya untuk memotivasi dan menularkan pengalamannya. Kedua praktisi UMKM itu adalah Kristiyono, S.Kom Founder Tumata Indonesia yang memberikan pengalaman dan gagasannya dalam rangka menumbuhkan ide bisnis reatif dan inovatif. Sekedar informasi, Tumata Indonesia merupakan salah satu UMKM yang sukses mengembangkan usahanya dalam memproduksi rempah-rempah premium dan ragam kekayaan nusantara dalam kemasan eksklusif, sebagai upaya menambah nilai lebih terhadap komoditas unggulan Indonesia. Produk-produk Tuamata Indonesia Merica Putih Bubuk dan Butiran, Pala Bubuk, Bumbu Rempah Siap Saji dan Wedhang Rempah.
Praktisi UMKM lainya supriyanti SE, Owner Usaha Karya Klampok membagikan pengalamannya dalam membangun UMKM hingga bisa berhasil. Usaha Karya adalah satu dari beberapa UMKM keramik yang masih bertahan di Kabupaten Banjarnegara tepatnya di Desa Klampok dari gempuran produk sejenis dari luar negeri. (az)