264 ORANG “BERKURBAN” DI DESA KLAMPOK

Berita

Idul Adha selalu identik dengan ibadah qurban. Kata Idul Adha sendiri berasal dari kata ‘id dan adha. ‘Id berakar pada kata ‘aada-ya’uudu yang artinya menengok, menjenguk, atau kembali, sedangkan kata adha bermakna qurban . Disebut ‘id karena hari raya kembali berulang setiap tahun. Pada perayaan hari raya Idul Adha, umat Islam kerap menjadikan momentum ini untuk melaksanakan ibadah qurban . Islam sendiri menjadikan ibadah qurban sebagai bagian dari syariat keagamaan

Tidak terkecuali di Desa Klampok. Terlihat disetiap wilayah baik RT atau RW pun melaksanakan pemotongan hewan kurban. Data dari Pemerintah Desa Klampok melalui Kasi Pelayanan Desa Klampok, Siti Muntaqoh, pada Idul Adha tahun 2025 ini secara keseluruhan di Desa Klampok terkumpul hewan kurban sebanyak 71 ekor yang terdiri dari  32 ekor sapi dan 39 ekor kambing, tersebar di lima Dusun di Desa Klampok (Purwasari, Klampok, Besaran, Kemangunan dan Binangun).

Di Dusun I Purwasari terkumpul 16 hewan kurban yang terdiri atas 4 ekor sapi dan 12 ekor kambing. Dusun II Klampok terkumpul 14 ekor hewan kurban yang terdiri atas 3 ekor sapi dan 11 ekor kambing. Dusun III Besaran terkumpul 5 ekor hewan kurban yang terdiri atas 2 ekor sapi dan 3 ekor kambing. Sedangkan dari Dusun IV Kemangunan terkumpul 12 ekor hewan kurban yang terdiri atas 8 ekor sapi dan 4 ekor kambing. Sementara di Dusun V Binangun menjadi wilayah yang paling banyak mengumpulkan yaitu 24 hewan kurban yang terdiri atas 15 ekor sapi dan 9 ekor kambing.

Jika dibandingkan dengan Hari Raya Idul Adha tahun 2024 lalu, jumlah hewan kurban yang terkumpul relatif tetap dan tidak mengalami kenaikan signifikan. Jika tahun 2024 lalu terkumpul 70 ekor hewan kurban yang terdiri atas 29 ekor sapi dan 41 ekor kambing maka di tahun 2025 ini angkanya tidak jauh beda. Berdasar laporan dari masing-masing Kepala Dusun terkumpul 71 ekor hewan kurban yang terdiri atas 32 ekor sapi dan 39 ekor kambing. Dari data ini secara keseluruhan terapat kenaikan jumlah hewan kurban sebesar 1,5%. Namun dari jenis hewan kurbannya terjadi kenaikan hewan kurban sapi sebesar 10,3% atau sebanyak 3 ekor, Disis lain hewan kurban kambing mengalami penurunan 4,8% sebanyak 2 ekor.

Secara kuantitas, peserta kurban Idul Adha tahun 2025 ini pun mengalami kenaikan. Jika Idul Adha tahun 2024 jumlah peserta kurban seluruh Desa Klampok sebanyak 245 orang, maka pada Idul Adha tahun 2025 ini naik menjadi 264 orang peserta kurban atau mengalami kenaikan sebesar 7,8%.

Penyebaran per wilayah

Dusun I Purwasari menjadi wilayah yang mengalami kenaikan paling tinggi baik dari jumlah hewan yang terkumpul maupun dari jumlah peserta kurban. Pada Idul Adha tahun 2024 terkumpul hewan kurban sebanyak 9 ekor yang terdiri dari 3 ekor sapi dan 6 ekor kambing. Namun di tahun ini mengalami kenaikan drastis dengan terkumpul 16 hewan kurban yang terdiri dari 4 ekor sapi dan 12 ekor kambing. Terjadi kenaikan pada kurban sapi sebanyak 1 ekor dan kambing 6 ekor. Dusun Purwasari menjadi wilayah paling banyak mengalami kenaikan dibandingkan dengan wilayah lain. Jika dihitung dari jumlah peserta maka di tahun 2024 peserta kurban dari Dusun Purwasari sebanyak 27 orang naik menjadi 40 orang peserta kurban pada Idul Adha tahun 2025 atau mengalami kenaikan sebesar 48,1%.

Dusun II Klampok juga mengalami kenaikan jumlah hewan kurban dari sebelumnya di tahun 2024 yang terkumpul hewan kurban sebanyak 12 ekor (5 ekor sapi  dan 7 ekor kambing) menjadi 14 ekor hewan kurban (3 ekor sapi dan 11 ekor kambing) pada Idul Adha tahun 2025 ini. Kenaikan jumlah hewan kurban ini tidak mencerminkan kenaikan jumlah peserta kurban karena hewan kurban sapi mengalami penurunan 2 ekor. Sementara kenaikan angka justru dari kurban Kambing yang secara kuantitatif tidak menambah angka peserta kurban. Jika dihitung dari jumlah peserta kurban Dusun II Klampok justru mengalami penurunan dari 44 orang peserta kurban di tahun 2024 menjadi 33 orang peserta kurban pada Idul Adha tahun 2025 ini atau mengalami penurunan sebanyak 25%.

Dusun III Besaran juga mengalami trend yang sama dengan Dusun II Klampok. Jika pada tahun 2024 terkumpul 10 hewan kurban (5 ekor sapi dan 5 ekor kambing), justru pada tahun 2025 ini hanya terkumpul 5 hewan kurban (2 ekor sapi dan 5 ekor kambing). Jika dihitung dari jumlah peserta kurban, dusun ini menjadi yang paling sedikit dan mengalami penurunan peserta paling tinggi. Dari peserta kurban 40 orang pada tahun 2024 menjadi 17 orang peserta kurban pada tahun 2025 atau mengalami penurunan 57,5%.

Senasib dengan tetangganya di Klampok bagian tengah yang mengalami penurunan, Dusun IV Kemangunan juga mengalami hal sama. Pada Idul Adha tahun 2024 terkumpul hewan kurban sebanyak 17 ekor ( 5 ekor sapi dan 12 ekor kambing), namun pada Idul Adha tahun 2025 ini menurun menjadi 12 ekor hewan kurban. Akan tetapi penurunan jumlah hewan kurban yang terjadi di Dusun IV Binangun berbeda dengan yang terjadi di Dusun II Klampok dan Dusun III Besaran, di Dusun IV Kemangunan justru mengalami kenaikan dari jumlah peserta kurban. Jika pada Idul Adha tahun 2024 peserta kurban sebanyak 47 orang, justru pada Idul Adha tahun ini bertambah menjadi 60 orang atau mengalami kenaikan peserta kurban sebanyak 27,6%.

Dusun V Binangun menjadi wilayah yang paling banyak terkumpul hewan kurban dalam dua tahun terakhir. Pada Idul Adha tahun 2024, Dusun V Binangun terkumpul hewan kurban sebanyak 23 ekor (11 ekor sapi dan 12 ekor kambing). Ditahun 2025 ini terkumpul 24 ekor hewan kurban (15 ekor sapi dan 9 ekor kambing). Walaupun angka kenaikan jumlah hewan kurban relatif kecil hanya 1 ekor hewan kurban namun berbanding terbalik dengan kenaikan jumlah peserta kurban itu sendiri. Jika pada Idul Adha tahun 2024 peserta kurban sebanyak 89 orang, maka pada Idhul Adha tahun 2025 ini meningkat drastis menjadi 114 orang peserta kurban atau mengalami kenaikan sebeser 28%.

Dari data yang tersaji selama dua tahun ini membuktikan jika warga Desa Klampok semakin sadar menyisihkan rejekinya untuk berkurban sebagai sarana beribadah dan berbagi untuk sesama terutama warga yang kurang mampu. Akan tetapi warga juga sudah semakin cerdas dengan berganti hewan kurban dari sebelumnya kambing menjadi sapi yang secara ekonomis lebih menguntungkan dan secara sosial terjalin hubungan kerja sama antar peserta kurban, mengingat untuk satu ekor hewan kurban sapi secara syariat bisa ditanggung bersama sebanyak 7 (tujuh) orang peserta. Dalam jangka panjang apabila ibadah kurban ini terus berkembang dan semakin meningkat maka kepedulian sosial antar sesama warga juga akan semakin tinggi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Pertanyaan Keamanan