Untuk memastikan 5 pilar STBM (Sanitasi Total Berbasis Masyarakat) berjalan baik di Desa Klampok, Pemerintah Desa Klampok dan Puskesmas Purwareja Klampok 1 mengadakan evaluasi STBM Sabtu (12/07/2025) di Aula Puskesmas Purwareja Klampok 1. Evaluasi dihadiri Kader Desa dan Perangkat Desa Klampok. Selain evaluasi, pertemuan ini juga sebagai pembinaan bagi penggerak Kesehatan di Desa Klampok agar pelaksanaan program Kesehatan di desa selaras dengan Puskesmas Purwareja Klampok 1.
Dalam evaluasi ini dibuka oleh Kepala Puskesmas Purwareja Klampok 1 Dr. Edy Santoso. Dalam sambutan pembukaan evaluasi, Kepala Puskesmas Purwareja Klampok 1 mengingatkan kepada seluruh peserta yang merupakan perjuang Kesehatan di desa untuk tidak bosan mengajak dan menggerakkan warga melaksanakan pola hidup sehat. Dalam evaluasi ini menghadirkan narasumber Dr. Nova Wulansari, M. Edi Hartoko dan Eko Prihantono.

Dr. Nova wulansari menyampaikan materi tentang penyakit musim hujan, sedangkan narasumber M. Edi Hartoko memberikan materi tentang Demam Berdarah. Kebetula Desa Klampok menjadi salah satu desa yang hamper setiap tahun terdapat penderita DB walaupun belum pernah ada yang meninggal dunia tetapi ini menjadi peringatan serius seluruh pihak.
Sedangkan narasumber Eko Prihantono memberikan materi sekaligus evaluasi pelaksanaan STBM di Desa Klampok. STBM terdir atas lima pilar yaitu Stop Buang Air Besar Sembarangan, Cuci Tangan Pakai Sabun, Pengelolaan Air Minum dan Makanan Rumah Tangga, Pengelolaan Sampah Rumah Tangga, dan Pengelolaan Limbah Cair Rumah Tangga. Dari lima pilar STBM, dua pilar terakhir belum berjalan secara maksimal yaitu Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Pengelolaan Limbah Cair Rumah Tangga.


Dari data Puskesmas Purwareja Klampok, sebanyak 88% keluarga di Desa Klampok sudah mengelola sampah rumah tangga dengan baik. Hal ini tidak lepas dari tersedianya TPS3R di Desa Klampok yang mengelola dan mengolah sampah rumah tangga. Hal ini berbanding terbalik dengan pengelolaan limbah cair rumah tangga yang menunjukkan 69% keluarga di Desa Klampok belum mengelola dan menjaga limbah cair rumah tangga dengan baik. Hal ini cukup beralasan mengingat Klampok sebagai desa yang penduduknya padat kebanyakan sudah tidak memiliki lahan untuk membuang dan mengelola limbah cair rumah tangga yang dihasilkan. Akibatnya warga kebanyakan membuang limbah cairnya ke drainase atau selokan yang tersedia. Ada juga sebagian yang membuang limbah cair ke sekitar rumah dan menimbulkan genangan atau comberan yang tentunya mengganggu Kesehatan dan bisa menjadi sarang penyakit khususnya yang bersumber dari nyamuk.
Selain terbatasnya lahan untuk membuang dan mengelola limbah cair, tentunya pola pikir warga juga menjadi alasan mendasar belum terselesaikan masalah limbah cair rumah tangga ini. Oleh karenanya menjadi kewajiban semua pihak baik Kader Kesehatan, Pemerintah Desa maupun Puskesmas Purwareja Klampok 1 untuk terus memberikan edukasi dan sosialisasi penegelolan limbah cair ini kepada warga.
Sudah saatnya pemerintah menyediakan dan membangun instalasi pengolahan limbah cair disetiap pemukiman terutama pemukiman padat penduduk, agar warga bisa membuang limbah cair rumah tangga sesuai dengan standar Kesehatan lingkungan. Hal ini cukup beralasan karena dibuktikan dengan warga di wilayah di RW 05 dan 06 Dusun Klampok yang sebagian besar warganya sudah bisa membuang dan mengelola limbah cair rumah tangga dengan dibangunnya SANIMAS SPALD T atau Sanitasi Berbasis Masyarakat Sistem Pengolahan Air Limbah Domestik-Terpusat bantuan Kementerian PUPR Tahun 2022.
