
Kabupaten Banjarnegara dikenal menjadi salah satu daerah lumbung tani di Jawa Tengah khususnya produksi ikan air tawar. Dari data Dinas Pertanian, Perikanan dan Ketahanan Pangan Kabupaten Banjarnegara diketahui pada tahun 2023 produksi perikanan budidaya pembesaran mengalami peningkatan walaupun tidak cukup signifikan yaitu dari 40,919,929 Kg menjadi 41,232,419 Kg atau naik sebesar 0,75%. Sedangkan untuk produksi pembenihan ikan mengalami peningkatan dari 2,253,518 ribu ekor menjadi 2, 416,705 ribu ekor atau naik sebesar 6,75%. Hasil ini menempatkan Kabupaten Banjarnegara di posisi ke 6 (enam) dalam produksi ikan terbanyak di Jawa tengah. Sementara untuk budidaya pembenihan menempati urutak ke -1 (satu) dalam produksi budidaya di Jawa Tengah.
Selama ini produksi ikan air tawar di Kabupaten Banjarnegara terpusat di wilayah Kecamatan Purwonegoro dan Kecamatan Rakit. Padahal potensi perikanan di Kabupaten Banjarnegara tidak hanya dua kecatamatan tersebut. Salah satunya Kecamatan Purwareja Klampok dan tidak terkecuali di Desa Klampok.
Terbentuknya Kelompok Tani Ikan Banyu Belik di Desa Klampok, Kecamatan Purwareja Klampok, menjadi bukti bahwa keberadaan petani ikan sudah merata di wilayah Kabupaten Banjarnegara. Kelompok tani ikan dibentuk pada Nopember 2024 di Desa Klampok dengan 10 orang petani sebagai anggotanya.
Sampai saat ini Kelompok Tani Ikan Banyu Belik sudah mengelola 10 buah kolam air tawar dengan luas sekitar 1000 meter persegi yang difokuskan pada budi daya ikan Gurami dan Nila. Dengan pola budi daya yang sudah diatur, kelompok tani Banyu Belik ini sudah bisa memanen setiap bulan, baik untuk ikan Gurami maupun Nila.
Jaenudin selaku Ketua Kelompok Budidaya Ikan Banyu Belik mengatakan, kelompok ikan ini berawal dari kesamaan hoby anggotanya memelihara ikan di rumah masing-masing. “Anggota kelompok ini semuanya memiliki kolam disekitar rumahnya walaupun kecil dan sederhana. Kemudian kami sepakat untuk membentuk kelompok ini dan bersama-sama melakukan budi daya ikan secara terpadu”, demikian Ketua Kelompok Budi Daya Ikan Banyu Belik menjelaskan.
Dalam perjalanannya, Kelompok Budi daya Ikan Banyu Belik mengajukan proposal penggunaan lahan desa yang selama ini tidak dimanfaatkan. Berawal dengan membuat satu kolam hingga saat ini sudah dikelola 10 kolam. “Kelompok kami fokus pada budi daya pembesaran baik Nila maupun Gurami. Kami menjual ukuran konsumsi. Saat ini kami jual harga ikan Nila Rp. 25.000,- per kilo dan untuk Gurami kami jual Rp. 50.000,- per kilo. Sementara untuk bibit ikan kami beli dari anggota kelompok kami yang punya usaha pembibitan/pemijahan”.
Dikonfirmasi terkait kendala yang dihadapi dalam budi daya ikan, Jaenudin mengatakan secara umum kendala yang dihadapi pada pasokan air dimusim kemarau dan harga pengan yang tinggi. “Untuk kendala penyakit masih bisa kami atasi, penjualan juga selama ini bagus. Harga pakan yang terus naik menjadi kendala tersendiri bagi kelompok kami”, demikian Jaenudin menambahkan.
Secara umum kendala budi daya ikan di Kabupaten Banjarnegara yang dirangkum dari Dinas Pertanian, Perikanan dan Ketahanan Pangan Kabupaten Banjarnegara adalah sebagai berikut :
- Sumber air yang tidak mengalir sepanjang tahun antara lain disebabkan olehp pengeringan irigasi memberikan dampak kurangnya produksi budidaya perikanan khususnya bulan Agustus sampai dengan November dan pada bulan September, Oktober, November untuk Kecamatan Rakit dan sekitarnya untuk irigasi Bajarcahyana tidak dialirkan secara total karena ada perbaikan irigasi, sehingga produksi turun signifikan.
- Sumber air kering karena musim kemarau.
- Harga pakan yang cukup tinggi sedangkan alternatif pakan mandiri dan pakan alami masih belum tercukupi.
- Wabah penyakit dan tingginya kematian ikan pada siklus budidya yang disebabkan oleh infeksi yang disebabkan oleh jamur, parasit, bakteri dan virus.
- Kondisi kualitas air menurun karena cuaca ekstrim dimana pengendalianya masih belum maksimal.
- Produkstifitas rata-rata pembudidaya ikan masih rendah berkisar 1-2 Kg per m2, yang disebabkan oleh terkendala modal usaha untuk mengaplikasikan budidaya intensif dengan pasat tebar tinggi ; kurangnya kemampuan dan pemahaman akan teknologi intensifikasi budidaya ikan yang berkelanjutan; sarana dan prasarana budidaya pembesaran ikan yang belum memadai; harga ikan yang relatif masih rendah dan kurangnya penggunaan benih berkualitas.
Pengurus Kelompok Pembudidaya Ikan Banyu Belik.
Ketua : Jaenudin
Sekretaris : Muhamad Iqbal ramdhani
Bendahara : Wahyudi
Anggota : Suparjo, Saptono, Sobirin, Andriyanto, April Salupi, Parsidi, Supriyadi.